Tuesday, March 1, 2016

Shadow Kiss - Cerita Wattpad Romantis (Prolog)





Aku rasa aku sedang berlari. Kakiku mati rasa karena bergerak terlalu cepat. Melangkah panjang dengan kekuatan yang kukerahkan... lalu apa ini? Tanganku meraba keningku yang terasa basah. Ini keringat... Terlalu banyak keringat... membanjiri tanganku saat kakiku masih dengan cepat bergerak menerobos ranting ranting kering.
Seketika tanganku yang dibanjiri keringat berubah menjadi merah pekat. Merah dengan bau besi tua yang menyengat...
Apa ini?? Apa ini???
Yang bisa kulakukan adalah terus berlari. Aku bahkan tak tau apa yang menyebabkan aku berlari. Aku hanya berlari secepat yang kubisa. Menerobos ranting-ranting tajam yang menghalangi. Memberikan goresan panjang dan perih disekitar tubuhku yang terbuka.
Dimana ini...
Disaat nafasku tersendat dengan kaki yang masih berlari cepat aku menoleh kebelakang. Berusaha menyeimbangkan tubuhku agar tak terjatuh.
Sekelebat bayangan hitam mengejarku...
Bayangan itu mengejarku.
Pergerakannya sangat cepat seperti ia bisa menangkapku dalam tiga langkah yang ia lakukan.
Apa ... apa... jangan!!!
Aku tak tau apa itu atau siapa itu. Naluriku mengatakan aku hanya harus pergi. Menjauh darinya. Menjauh dari tanganya yang terbuka. Berusaha meraihku. Aku harus terus berlari.... 
Sesuatu yang basah kembali hadir melalu sela pori ditubuhku namun kali ini lebih banyak.. sangat banyak hingga rasanya seperti disiram.... rasa basah yang pekat dan lengket... berwarna merah yang membuatku terbelalak ketakutan...
Darah..
seluruh tubuhku berlumuran darah.
Tidak... tidak...
Bayangan hitam dibelakangku semakin mendekat dan hampir menggapaiku. Bahkan setelah usaha kerasku berlari ia tetap berada dekat dengan punggungku. Bayangan hitam itu semakin mendekat dan semakin memudar. Kini menampakkan sesosok bentuk wajah. Semakin lama aku semakin bisa dengan jelas melihat sepasang mata tajam berwarna biru terang....
Aku merinding. Aku bergetar ditatap mata sedingin es. Aku tak perduli jika nantinya aku akan tersandung lalu terjatuh terjerembab. Aku tak peduli. Aku hanya terus mencoba berlari agar itu tidak terjadi. Aku butuh berlari...
Hingga pijakan padat yang kurasakan dibawah kakiku menghilang..
Dan grafitasi menarikku masuk kedalam lembah yang sangat hitam dan pekat.
Aku terduduk ditengah selimut. Nafasku tersengal. Keringatku membanjir bahkan membasahi baju kaus dan bantal yang kugunakan. Tanganku bergetar dan kepalaku bergejolak. Detak jantungku sangat cepat hingga perlu kutahan dengan tangan. Seperti jika tidak jantungku akan berlari keluar.
Itu adalah mimpi teraneh sepanjang 18 tahun perjalanan hidupku. Kutangkupkan tanganku ke wajah. Membuyarkan kilasan balik tentang mimpi mengerikan tadi...
Memangnya siapa yang senang dikejar oleh sesuatu yang bahkan tak jelas apa itu.
Aku mengatur tarikan nafas yang perlahan memelan dan teratur. Seharusnya aku memiliki tidur yang nyenyak untuk menghadapi hari baru sebagai mahasiswa baru yang sering dibully. Berhadapan dengan mereka mengharuskanku memiliki fisik yang cukup kuat. Setidaknya dengan cukup tidur. Dan mimpi buruk tadi bukanlah pilihan yang bagus untukku.
Aku membawa kepalaku keatas. Menatap langit dan melemaskan leherku yang menegang sampai aku menangkap sebuah bayangan diujung mataku. Sesosok laki-laki tengah duduk disudut sofa kamarku.
Mataku membulat. Aku menjerit... Mengambil sebanyak mungkin langkah mundur hingga kepalaku menghantam keras ujung tempat tidurku. Detak jantungku yang semula beradu kencang kini kembali berdetak cepat seperti ia akan keluar dalam waktu tiga detik.
Siapa dia?
Kenapa dia bisa memasuki kamarju?
Aku tak pernah lupa mengunci pintu saat aku akan tidur. Tidak ada siapapun dirumah ini yang bisa mempersilahkan ia masuk. Aku tak bisa membuka mulut karena terlalu sibuk mengatasi gemetar diseluruh tubuh..
Tapi... intinya... siapa laki-laki yang tengah duduk dikamarnya, Ia tak bicara. Bahkan tidak menjelaskan alasan keberadaannya disini. Ia hanya menyilangkan tangannya didepan dada dan menatapku tajam.
Aku terus mengamatinya sampai pandanganku jatuh pada matanya yang tengah menatapku lekat. Seketika tubuhku membeku. Seluruh darah ditubuhku mengalir kekepala. Menimbulkan pening yang berdentam kuat. Serta menampilkan kembali kilas balik bayangan dari mimpi burukku...
Aku kembali menatap laki-laki itu. Memastikan sekali lagi kedalaman matanya. Aku yakin... aku yakin sekali...
Ia memiliki mata berwarna biru terang. Terlalu terang bahkan bisa membuatku tak bergerak karena aura dingin yang dikirimkannya. Tajam dan tenang. Seolah kau hanya perlu memandangnya lalu seluruh kehangatan dalam tubuhmu menghilang.
Mata yang sama dengan bayangan yang mengejarku didalam mimpi...
***

No comments:

Post a Comment